koridor.news, Makassar – Seniman Alan Tola dengan latar lukisannya dalam event Solo Exhibition ‘Morning View’ : Refleksi Kontemplatif Jiwa dan Imaji Simbolik. Foto diabadikan (17/8/2025)
Sekapur sirih tentang Alan Tola yang lahir di Makassar, 1 Oktober 1965.
Mulai serius menekuni seni rupa saat tinggal di Balikpapan. Selama di kota itu, Alan Tola banyak berinteraksi dengan beberapa seniman, seperti ibu Ardha (pendiri sanggar Kembara), pak Moeanam, bang Memet dan para perupa Balikpapan. Begitu pun sejak balik ke Makassar, la semakin intens berinteraksi, aktif berdiskusi hal wawasan tentang wacana kekinian seni rupa, mengeksplorasi gagasan, berkarya dan mempresentasikan lewat pameran.
Alan Tola melukis secara otodidak. Karya lukis Alan, merupakan perwujudan dari proses permenungan atas peristiwa yang terjadi, dimana kegelisahan jiwa, impian dan harapan telah memberi sentuhan rasa dan inspirasi dalam berkarya.
Dalam melukis Alan Tola cenderung untuk menggunakan warna-warna kalem namun dibubuhi highlight yang terang dan kontras, sehingga lukisannya luwes dinamis. Nuansa dramatik yang kerap tercitra serta tema-tema yang dipilih untuk dituangkan pada lukisannya mengantar kita untuk merenungi makna perjalanan kehidupan yang tersirat untuk kemudian berdialog personal pada diri sendiri.
Pada beberapa tahun terakhir, Alan Tola mencoba menjelajahi tema dan pendekatan yang mempresentasikan ruang imaji kontemplatif. Gurat tarikan garis dan torehan warna dihadirkan untuk mengajak penikmatnya berdialog lebih personal ekspresi figur dan objek yang kerap tampil mewakili teks narasinya, kini tidak nampak lagi, saat ini yang tampil adalah orkestra abtraksi murni dalam artian sesungguhnya.[*]
Comment